Profil Desa Mendala
Ketahui informasi secara rinci Desa Mendala mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Mendala, pusat pemerintahan Kecamatan Sirampog, Brebes, dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia tertinggi se-kabupaten. Berada di kaki Gunung Slamet, desa agraris kini menghadapi ujian ketangguhan akibat bencana tanah bergerak yang melanda sebagian
-
Pusat Strategis dan Unggul
Desa Mendala merupakan pusat pemerintahan dan layanan publik di Kecamatan Sirampog, serta memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi di Kabupaten Brebes, menunjukkan kualitas pendidikan dan kesehatan yang maju
-
Potensi Agrowisata
Terletak di lereng Gunung Slamet, desa ini memiliki potensi besar dalam pertanian hortikultura, terutama sayuran dataran tinggi, serta daya tarik wisata alam seperti Curug Putri yang belum tergarap optimal
-
Terdampak Bencana Alam
Sejak April 2025, sebagian wilayah desa menghadapi bencana tanah bergerak yang signifikan, menyebabkan kerusakan infrastruktur, mengganggu ekonomi, dan memaksa ratusan warga untuk mengungsi serta memerlukan relokasi

Desa Mendala, yang berlokasi di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, telah lama dikenal sebagai pusat kemajuan di wilayah selatan Brebes. Berstatus sebagai ibu kota kecamatan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi se-kabupaten, desa ini menjadi barometer perkembangan. Namun potret keunggulan tersebut kini tengah diuji oleh bencana alam tanah bergerak yang menuntut ketangguhan luar biasa dari pemerintah dan warganya dalam merancang masa depan yang baru.
Geografi dan Demografi di Kaki Gunung Slamet
Secara geografis, Desa Mendala terletak di kawasan lereng Gunung Slamet pada ketinggian antara 750 hingga 1.035 meter di atas permukaan laut. Posisi ini memberikannya hawa sejuk yang khas pegunungan, dengan suhu udara pada musim kemarau yang dapat mencapai 12° Celsius. Wilayah administratifnya mencakup luas 5,6 kilometer persegi.
Adapun batas-batas wilayah Desa Mendala meliputi:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Buniwah dan Desa Mlayang
Sebelah Timur: Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Tegal
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Kaligiri
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Plompong
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah penduduk Desa Mendala tercatat sebanyak 6.712 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.199 jiwa per kilometer persegi. Struktur demografi ini menempatkan Mendala sebagai salah satu desa dengan populasi yang cukup padat di Kecamatan Sirampog, menggambarkan peran sentralnya di kawasan tersebut.
Pusat Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Unggul
Desa Mendala memegang peranan krusial sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Sirampog. Kantor Kecamatan, Komando Rayon Militer (Koramil), serta berbagai fasilitas layanan publik lainnya terpusat di desa ini. Keberadaan Pasar Sirampog di wilayah Mendala juga menjadikannya sebagai sentra kegiatan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Keunggulan desa ini tidak hanya terletak pada status administratifnya. Desa Mendala tercatat memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi di seluruh Kabupaten Brebes, dengan skor mencapai 0,7488. Capaian ini ditopang oleh angka harapan hidup yang tinggi, yaitu 75,12 tahun dan rata-rata lama sekolah penduduk yang mencapai 10,1 tahun. Angka-angka tersebut menunjukkan tingkat kesejahteraan, akses pendidikan, dan kualitas kesehatan masyarakat yang berada di atas rata-rata wilayah lainnya, menjadikannya sebuah anomali positif di tengah tantangan pembangunan daerah.
Perekonomian Agraris dan Potensi Tersembunyi
Sektor pertanian merupakan tulang punggung utama perekonomian warga Desa Mendala. Lahan yang subur di lereng gunung sangat ideal untuk budidaya tanaman hortikultura dataran tinggi. Berbagai jenis sayuran seperti kentang, bawang daun, dan sawi menjadi komoditas andalan yang hasilnya dipasarkan baik melalui Pasar Sirampog maupun dikirim ke kota-kota besar di sekitarnya. Aktivitas agraris ini menjadi sumber penghidupan bagi sebagian besar masyarakatnya.
Di luar pertanian, Desa Mendala menyimpan potensi pariwisata yang menjanjikan. Salah satu daya tarik utamanya ialah Curug Putri, sebuah air terjun dengan ketinggian sekitar 30 meter yang terletak di Dukuh Padanama. Dikelilingi tebing bebatuan dan vegetasi yang hijau, curug ini menawarkan panorama alam yang menawan. Meskipun demikian, akses menuju lokasi yang masih cukup menantang membuat potensi ini belum tergarap secara maksimal. Selain itu, terdapat pula kawasan wisata rintisan Greenhill yang menawarkan pemandangan alam dan fasilitas kolam renang.
Tragedi Tanah Bergerak: Ujian Ketangguhan Warga Mendala
Citra Desa Mendala sebagai wilayah yang maju dan stabil mendapat ujian berat sejak April 2025. Bencana tanah bergerak mulai melanda beberapa titik di desa ini, menyebabkan kerusakan yang masif dan mengubah lanskap sosial ekonomi secara drastis. Pergerakan tanah yang terjadi secara bertahap namun berkelanjutan merusak ratusan rumah warga, infrastruktur jalan, dan lahan pertanian yang menjadi sandaran hidup.
Menurut data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes, hingga Juni 2025, lebih dari 130 rumah warga mengalami kerusakan berat dan ratusan lainnya terdampak. Bencana ini memaksa sedikitnya 570 jiwa dari tiga dukuh, yakni Dukuh Krajan, Karanganyar, dan Gunung Poh, harus mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Badan Geologi dari Kementerian ESDM bahkan telah menyatakan bahwa tiga dusun tersebut tidak lagi layak untuk dihuni karena risiko pergerakan tanah susulan yang tinggi.
Kepala Desa Mendala, Muhammad Basori, dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa bencana ini bukan hanya merusak fisik bangunan, tetapi juga mengganggu seluruh tatanan kehidupan warganya. "Banyak warga kehilangan ladang dan rumah. Ini merupakan ujian berat bagi kami semua," ujarnya kepada media pada Juni 2025. Fenomena ini menjadi fokus utama pemerintah daerah dan pusat, menandai babak baru yang penuh tantangan dalam sejarah desa.
Respons Bencana dan Harapan Relokasi
Menghadapi situasi darurat, berbagai pihak bergerak cepat menyalurkan bantuan. Pemerintah Kabupaten Brebes bersama BPBD, Kementerian Sosial, serta Kemenko PMK mendirikan posko pengungsian dan hunian sementara (huntara) untuk menampung warga terdampak. Bantuan logistik, layanan kesehatan, dan pendampingan psikososial terus diberikan untuk meringankan beban para pengungsi.
Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris dari Kemenko PMK menyatakan bahwa penanganan bencana di Desa Mendala memerlukan pendekatan lintas sektor yang berkelanjutan. "Bencana tanah bergerak yang terjadi di Desa Mendala bukan hanya merusak rumah warga, tetapi juga mengganggu mata pencaharian dan akses ekonomi. Karena itu, sinergi semua pihak menjadi kunci dalam pemul